Aku dan Keegoisanku…

Assalamu’alaykum Wr. Wb.

Minggu-minggu ini adalah salah satu masa yang cukup berat…

Ujian datang satu per satu…

  1. Adanya kesalahan tempat lahir pada transkip nilai kuliah. Harusnya Ciamis malah Cisaga…
  2. Sama sekali belum bisa berbuat banyak di Departemen Ekonomi Gamais untuk mempublikasikan Pass TPB…
  3. Kurangnya SDM dan dana yang menimpa Pembinaan Adik Asuh (PAA) Gamais…
  4. Menjadi panitia Daurah Pra Kampus SMAN 3 Bandung saat acara Masa Bina Cinta (MBC) HME berlangsung…
  5. MBC HME yang cukup banyak tugasnya…
  6. Nggak enak nelen… –> Doain biar nggak sakit, ya! 🙂
  7. Penyakit hati mulai timbul (lagi)…
  8. Menyakiti hati seseorang…
  9. Dan banyak lagi…

Wah, kalau di list banyak juga, ya? Yang mau dibahas kali ini adalah mengenai poin ke delapan : Menyakiti hati seseorang.

Hanya kurang dari empat jam yang lalu, Karafuru San secara egois mengatakan sesuatu yang menyakitkan bagi orang yang dituju. Keegoisan itu muncul (mungkin) akibat ketidakberterimaan atas apa yang didengar dan dilihat. Entah kenapa penyakit itu tiba-tiba muncul dan menguasai diri.

Sebetulnya inti dari apa yang disampaikan itu baik. Tapi karena keegoismean diri yang lebih diutamakan, maka jadinya… Penyampaiannya tidak seperti apa yang seharusnya, dan akhirnya malah berujung pada penonjolan keegoisan.

Sebagai seseorang yang sebetulnya cukup sering (biasa) menonjolkan keegoisan, hal itu seharusnya bisa ditahan. Tapi kadang, seperti contoh yang dialami tadi sore, adanya kebutaan hati untuk menerima kenyataan dan ketersediaan kebenaran nggak bisa menahannya. Alhasil, saat ini seseorang tadi pasti enggan mengingat pemilik KarafuruWorld ini.

Yah, bagaimanapun juga itu adalah kesalahan pribadi yang egois.

Karakter yang memiliki ego tinggi biasanya nggak bisa menahan perasaan saat ada sesuatu yang mengusik hatinya. Sama seperti pohon pinus yang rapuh jika terkena hujan dan badai, seseorang yang memiliki ego tinggi cenderung untuk memperlihatkan emosinya secara langsung baik tersembunyi ataupun nggak. Kadangkala pemaksaan kehendak pun menjadi salah satu sifat pemilik ego tinggi.

Biasanya, pemilik ego tinggi agak sulit diubah. Kebiasaan yang diturunkan dari salah satu orang tua, adanya lingkungan yang memang bisa cocokuntuk itu, dan tidak adanya minimal seseorang yang selalu mengingatkan menjadi faktor yang menyebabkan sulitnya mengubah ego.

Untuk orang-orang di sekitarnya pun dituntut untuk bisa senggaknya mengingatkan agar mereka bisa terhindar dari perwujudan ego itu…

Ceritanya sama dengan seperti saat kita ingin menyebrangkan sepeda ke seberang jalan. Sepeda merupakan analogi dari sesuatu yang baik. Saat kita hanya melihat ada nggaknya kendaraan dari satu arah saja dan langsung menyeberang, maka kita akan celaka.

Sama, jika kehendak kita (walaupun pada dasarnya amat baik) disampaikan dengan cara yang salah (hanya melihat dari sisi apa yang terjadi saat ini, nggak juga melihat apa yang akan terjadi setelah ini) maka kita akan celaka tertabrak oleh sebuah kesalahpahaman yang bisa menimbulkan penyesalan…

Semoga siapapun yang memiliki sifat dasar ego yang tinggi bisa mengontrol kehendaknya.

Harapan pribadi, semoga seseorang yang dalam empat jam ini merasa telah tersakiti dapat memaafkan keegoisan yang sangat tampak dari seorang Karafuru San… Afwan, jiddan, ya… Maaf…

Assalamu’alaykum Wr. Wb.

Coba Lihat…

Assalamu’alaykum Wr. Wb.

Ayo tebak...

Ayo tebak...

Tahu gambar apa ini? Coba tebak sampai cerita ‘Gajah’ di bawah ini selesai.

Ceritanya gini. Ada lima orang buta yang selama hidupnya sama sekali belum pernah tahu tentang gajah. Pada suatu hari, teman kelima orang itu menuntun mereka agar mereka bisa menyentuh gajah yang selama ini hanya ada dalam angan mereka.

Orang buta pertama memegang ekor, orang buta kedua memegang belalai, orang buta ketiga memegang gading, orang buta keempat memegang telinga, sementara orang terakhir memegang kaki.

Saat ditanya oleh teman mereka, “Gajah itu seperti apa?” Kelima orang buta ini menjawab dengan jawaban yang berbeda.

Orang buta pertama menjawab, “Seperti ular yang berbulu di ujung ekornya!”

Orang buta kedua menjawab, “Seperti selang!”

Orang buta ketiga menjawab, “Seperti tulang manusia yang ujungnya runcing!”

Orang buta keempat menjawab, “Seperti satu lapis kulit yang tebal!”

Sementara orang terakhir menjawab, “Seperti jambangan yang besar!”

Cerita ‘Gajah’nya selesai. Gambar di atas tadi tertebak? Pasti ada yang menjawab kalau itu adalah gambar kain perca merah yang disulam dengan benang biru. Mungkin ada juga yang menjawab kalau itu adalah gambar kulit strawberry yang dipotong sedemikian rupa dan ditaruh di piring putih. Atau jangan-jangan… sampai tulisan ini dibaca malah masih belum kepikiran, ya!?.

Padahal kalau diperjelas, bakal terlihat itu adalah taji ayam. Kalau gambar itu kembali diperjelas, akan muncul gambar dua orang anak yang melihat ayam dari jendela. Tapi saat gambar itu diperjelas, bagian gambar yang tadi hanyalah bagian kecil pemandangan desa. Dan saat diperjelas untuk kesekiankalinya, terlihat bahwa pemandangan desa itu hanyalah sebuah mainan yang sedang diatur oleh tangan manusia.

Ada satu hal yang bisa kita petik dari kedua contoh tadi (‘Gajah’ dan Gambar yang Berkelanjutan): Sudut Pandang. Saat kita melihat sesuatu hanya dari satu sudut pandang, maka segitulah garis batas pandang apa yang bisa kita lihat. Tapi saat kita melihat dari sudut pandang yang berbeda, saat itu garis batas pandang kita menjadi berubah.

Sama seperti saat kita mendapat masalah. Jika kita hanya melihat masalah itu dari satu sudut pandang saja, kita pasti hanya bisa memecahkannya sebatas sudut pandang yang kita punya. Misalnya seperti pada contoh ‘Gajah’ tadi. Saat orang buta pertama memegang ekor gajah, wajar kalau dia mengira gajah itu seperti ular. Begitu pula dengan orang buta kedua, ketiga, dan seterusnya yang mengira dengan perkiraan yang berbeda. Tapi bayangkan seandainya mereka mau menyentuh bagian yang disentuh teman-temannya yang lain! Mereka akan berkata kompak dengan bayangan yang sama dalam otaknya, “Oh… Jadi ini yang namanya Gajah…”

Satu masalah nggak boleh hanya dilihat dari satu bagian kecil saja, melainkan musti merupakan penggabungan titik-titik kecil. Jadi inget kata teman, Untuk membuat sebuah lukisan yang indah, nggak cukup dari satu garis! Apalagi satu titik! Butuh banyak rangkaian kesatuan untuk bisa merangkai makna sebuah lukisan.

Sama! Untuk memecahkan suatu masalah, nggak cukup cuma mendengar, mengerti, atau meyakini hanya satu bagian saja. Kita harus mencoba melihat dari bagian-bagian lain yang berbeda dan merangkainya agar kita bisa mengerti dengan tepat bagaiamana cara menyelesaikan permasalahan tersebut…

Terus, bagaimana caranya agar kita bisa terlatih untuk melihat suatu permasalahan dari sudut pandang yang berbeda? Boleh dicoba, nih:

Belajar dari pengalaman

Jangan siakan yang satu ini! Semakin kita sering terjatuh di lubang yang sama, semakin bertambah besar lubang itu! Jadikan kegagalan memecahkan masalah sebagai sebuah pelajaran untuk menghadapi masalah berikutnya yang sudah pasti akan datang…

Minta pendapat orang yang ada di dekat kita

Kadang pendapat mereka memang belum tentu lebih baik, tapi pasti menambah sudut pandang pemecahan permasalahannya.

Berdoa

Tampak kurang begitu penting, tapi justru ini yang paling penting! Saat kita berharap untuk ditunjukkan sudut pandang yang berbeda dan yakin atas itu, saat itulah Allah mempersiapkan suatu sudut pandang pemecahan masalah yang sama sekali belum pernah terbayangkan dari dua poin sebelumnya… Karena dibalik kesulitan selalu ada kemudahan… Sungguh, dibalik kesulitan selalu ada kemudahan…

Smoga kita sama-sama dijadikan sebagai orang yang tidak melihat sesuatu hanya dari satu sudut pandang saja…

{Btw, gambar di atas baru 7 dari 30 rangkaian gambar yang ada, lho! Kira-kira, ada yang tau gambar ketujuh ma kedelapannya apa?}

Wassalamu’alaykum Wr. Wb.

A Rough Lone Pine…

Assalamu’alaykum Wr. Wb.

A Rough Lone Pine…

 

Just a rough lone pine

standing above a creepy ground

Wondering why he couldn’t stop wondering…

 

Just a rough lone pine

Hiding from the rain and storm

Asking why he couldn’t stop asking…

 

He’s just a pine

Can mad, sad, shy and cry

Though just because he can’t get in line with another pine

Cause all he sees is just higher ginkos

who cut off his view

Only wind, the one who understand him

But it’s hard, cause it’s too cold to speak…

 

Just a rough lone pine

Needs to be himself

to find a way to get all his dreams…

 

-Maribaya, 20 Juli 2008-

Wassalamu’alaykum Wr. Wb.

Lihat Lebih Dekat (3)

Assalamu’alaykum Wr. Wb.

Sudah lihat pembahasan sebelumnya di Lihat Lebih Dekat (I) dan Lihat Lebih Dekat (II), kan? Sekarang giliran edisi terakhir…

Mengapa bintang bersinar?

Mengapa air mengalir?

Mengapa dunia berputar?

Lihat s’galanya lebih dekat

Dan kau akan mengerti…

Pada bait ketiga, tiga baris pertama yang merupakan tiga pertanyaan terlihat seperti sebuah pertanyaan yang eksplisit. Namun sebenarnya ada unsur kiasan pada pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Mengapa bintang bersinar? Bayangkan seandainya bintang (termasuk matahari) nggak bersinar. Alam semesta berada dalam kegelapan! Selain alasan yang sudah disebutkan di Lihat Lebih Dekat (I), sebuah bintang diharuskan bersinar untuk menerangi lingkungan sekitarnya. Dalam hidup ini pun, kita membutuhkan bintang yang bisa memberikan kita contoh agar kita bisa menjadi bintang berikutnya yang memberikan cahaya dan kehangatan. Jika kita berharap cahaya (dalam hal ini contoh) pada satu bintang, maka kita akan mendapatkannya, bahkan menularkannya pada lingkungan di sekitar kita. Tapi jika kita mengharap cahaya itu datang dari sesuatu yang bukan bintang, nggak bakal ada yang kita dapat selain kegelapan.

The other view of Sun

The other view of Sun

Air yang mengalir diibaratkan perjalanan hidup yang kita tempuh. Jangan sampai saat ditanya, “Mau seperti apa hidupmu di dunia?” kita malah menjawab, “Seperti air yang mengalir…”. Air yang mengalir memang punya tujuan. Tapi kita nggak tahu apakah akan sampai ke lautan luas atau malah berhenti di suatu tempat sebelum sampai ke laut. Makanya dalam hidup ini kita harus memiliki tujuan yang jelas agar hidup kita bermakna. Bukankah lebih baik terantuk batu dan terhempas di curam tapi sampai di sungai daripada mengalir datar tapi kemudian berhenti?

Air Terjun Maribaya

Air Yang Mengalir...

Mengapa dunia berputar? Kalau nggak berputar, kita nggak bisa merasakan siang dan malam secara bergantian. Sama, kehidupan manusia pun berputar sama seperti dunia. Adakalanya kita berada di kala siang, di puncak kesuksesan, adakalanya kita berada di kala malam, di palung kegagalan. Dua-duanya memang bertolak belakang, tapi memiliki tujuan yang sama. Saat kita berada di puncak kesuksesan, saat itulah rasa syukur kita diuji. Seberapa besar kita bersyukur pada Dzat Yang Memberi Kenikmatan? Saat kita berada di palung kegagalan, saat itulah sifat sabar kita diuji. Apakah kita bisa bersabar? Jika rasa syukur itu ada, kita nggak harus kecewa berat saat kehilangan yang kita cintai. Jika rasa sabar itu ada, maka jalan untuk merasakan kebahagiaan akan semakin dekat…

Tiga pertanyaan tadi hanyalah contoh kecil saja. Kalau kita mau memikirkan lebih jauh lagi, pasti bakal muncul banyak pertanyaan yang berkaitan dengan alam, baik di langit maupun di bumi. Lihat segalanya lebih dekat! Niscaya kita akan bisa menilai segalanya lebih bijaksana. Karena sungguh, dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian siang dan malam, terdapat tanda bagi orang-orang berakal. Mereka itu adalah orang yang selalu mengingat nama Tuhannya baik duduk, berdiri, atau berbaring sambil memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi.

Begitulah bahasan tentang lirik lagu Lihat Lebih Dekat… Walaupun terlihat sederhana, namun ternyata banyak yang bisa kita ambil dari guratan Elfa Secoria tersebut. Semoga kita dijadikan sebagai orang yang selalu mensyukuri segala karunia yang diberikan Allah SWT, termasuk keajaiban-keajaiban alam yang patut dipertanyakan untuk diambil hikmahnya…

Wassalamu’alaykum Wr. Wb.

Trik Terbaik Untuk Bisa Berubah

Assalamu’alaykum Wr. Wb.

Untuk bisa berubah dari suatu sosok ke sosok lain (yang lebih baik) bukan suatu hal yang gampang. Kadang saat kita merasa berhasil, justru setelah itu kita malah kembali ke sosok sebelumnya. Beberapa kenalan juga merasakan kesulitan saat pengen berubah dari kebiasaan (contohnya) menulis kalimat-kalimat bersayap alias yang maknanya banyak, merokok, berperilaku seperti anak kecil (kurang dewasa), dsb. Tapi… Asal tau triknya, semua itu bisa dilakukan, kok…

Ada tujuh trik (tantangan) yang musti dilewati saat kita ingin berubah…

1. Pola pikir

Pola pikir ini bakal terbentuk saat kita yakin suatu hal yang biasa kita lakukan adalah benar atau salah. Kadang dibutuhkan pemahaman dari sudut pandang yang berbeda. Saat hati kita setuju dengan pendapat orang di sekitar kita, itulah pola pikir kita. Tipsnya : tanyakan pada hati nurani, keluarga, dan teman kita, apakah hal itu baik atau nggak. Hati-hati! Apa yang biasa kita lihat, dengar, dan rasakan SANGAT memengaruhi pola pikir kita!

2. Memori

Saat kita yakin suatu hal benar atau salah, tanamkan itu dalam memori kita. Tipsnya : visualisasikan apa perubahan yang ingin kita tuju dengan cara (misalnya) menempel sebuah gambar yang menggambarkan kondisi perubahan yang ingin kita tuju di tempat yang sering kita tempati (contoh : di kamar)

3. Gagasan/niat

Sehebat apapun keinginan kita untuk berubah, kalau cuma terlintas di kepala doank, percuma! Harus ada niat! Masih ingat kata Bang Napi? Kejahatan aja nggak bakal terjadi kalo nggak ada niat. Apalagi arah menuju perubahan… Tipsnya : Asupan ke memori musti kuat dulu…

4. Tekad

Beda niat dengan tekad ada pada seberapa mau kita berusaha untuk menuju ke arah perubahan. Jika terlintas di benak kita suatu perubahan dan ingin menuju ke arah situ, itulah niat. Tapi kalau ditambah adanya pemikiran ‘bagaimana caranya ke arah situ?’, itulah tekad. Tipsnya, minta bantuan orang-orang yang ada di sekitar kita yang bisa membantu ke arah perubahan itu untuk terus mengingatkan. Karena tanpa mereka, sebuah tekad bisa luntur, lho!!!

5. Tindakan

No Action Plan Only (nggak ada tindakan, cuma niat doank) adalah hal yang nggak masuk akal. Bagaimanapun juga Sang Maha Pencipta nggak akan mengubah seseorang jika orang itu nggak mau mengubah dirinya sendiri dan nggak ada tindakan. Tipsnya, jangan menunggu untuk berubah. Semakin lama nunggu, semakin besar waktu yang kita buang hanya untuk menunggu hal yang nggak pasti. Do it right now!

6. Tingkah laku

Tindakan yang cuma dilakukan sekali masih belum bisa mengubah kita. Tindakan itu harus dilakukan berulang kali agar menjadi sebuah tingkah laku. Tipsnya, lakukan hal yang menuju ke arah perubahan yang kita inginkan selama minimal tiga minggu berturut-turut. Insya Allah bisa menjadi tingkah laku.

7. Karakter

Tingkah laku inilah yang nantinya akan menjadi karakter kita. Saat orang-orang yang ada di sekitar kita bilang, “Lho! Kok kamu jadi kayak gini?” atau “Wah! Tumben jadi kayak gini!” atau kalimat lainnya yang sejenis, saat itulah karakter perubahanmu telah terbentuk. Tipsnya, pertahankan!

 

Ketujuh tantangan di atas harus dilewati secara bertahap agar perubahan itu ada.

Kita coba, yuk! Demi sebuah perubahan ke arah yang lebih baik!

Wassalamu’alaykum Wr. Wb.

Kenapa Harus ‘Petualang Dunia’?

Assalamu’alaykum Wr. Wb.

 

Ternyata banyak juga beberapa yang nanggepin Perubahan ‘Dunia Sarung’ jadi ‘Petualang Dunia’. Jadi biar semuanya jelas, Insya Allah akan dikupas di sini…

Dulu saat tema “Karafuru World” alias “Colorful World” masih nggak jelas, banyak banget di blog ini yang jauh dari topik ‘colorful’ atau ‘world’, termasuk penamaan link. Salah satu link itu adalah link yang sekarang namanya jadi ‘Petualang Dunia’

Pas waktu dulu (alaaah… Padahal baru 2 mingguan), ‘Petualang Dunia’ pertama kali dikasih nama ‘Gamais ITB’ karena anggotanya masih dari Gamais ITB. Tapi karena ternyata mulai bermunculan anggota-anggota baru, biar nggak ada kesan eksklusif karena link-nya dipisah-pisah makanya diubah jadi ‘Dunia Sarung’. Namun setelah berpikir dengan alasan yang sama ditambah impian semakin heterogennya para ‘Pengunjung Dunia’, akhirnya nama linknya diubah jadi ‘Petualang Dunia’. Sebetulnya ‘Petualang Dunia’ di sini bukan berarti petualang-petualang yang dilahirkan atau berharap dari dunia, melainkan petualang-petualang yang saat ini hidup di dunia dengan mengharapkan sebuah kebahagiaan di akhirat alias ‘Dunia yang sebenarnya’.

Pasti sekarang malah ganti pertanyaan, “Kok yang gituan aja musti dibahas?” Sssst, walaupun terkesan nggak penting, NAMA adalah DOA. Padahal kita tahu, DOA itu adalah IMPIAN dan HARAPAN manusia. Jadi seberapa penting kita memimpikan atau mengharapkan sesuatu bisa dilihat dari seberapa penting kita berdoa, yang ujungnya seberapa penting memberi nama (apapun itu). Sama seperti seberapa penting blog ini diberi nama karafuruworld (Mau tahu kenapa nama blognya gitu? klik di sini)

 

Semoga para petualang-petualang menghadapi petualangannya yang luar biasa dengan mengharap ridho-Nya untuk berbahagia di ‘Dunia yang sebenarnya’ nanti…

Wassalamu’alaykum Wr. Wb.